الْكَلاَمُ وَمَا يَتَألَّفُ مِنْهُ
BAB KALAM
DAN SESUATU YANG KALAM TERSUSUN DARINYA
PENGERTIAN KALAM, KALIM, KALIMAT, QOUL
كَلاَمُــنَا لَفْــظٌ مُفِيْدٌ كَاسْــتَقِمْ ¤ وَاسْمٌ وَفِعْلٌ ثُمَّ حَرْفٌ الْكَلِمْ
Kalam (menurut) kami (Ulama Nahwu) adalah lafadz yang
memberi pengertian. Seperti lafadz “Istaqim!”. Isim, Fi’il dan Huruf adalah
(tiga personil) dinamakan Kalim.
وَاحِدُهُ كَلِمَةٌ وَالْقَوْلُ عَمْ ¤ وَكَلْمَةٌ بِهَا كَلاَمٌ قَدْ يُؤمْ
Tiap satu dari (personil Kalim) dinamakan Kalimat.
Adapun Qaul adalah umum. Dan dengan menyebut Kalimat terkadang dimaksudkan
adalah Kalam.
BENTUK KALIMAT-KALIMAT DAN CIRI-CIRINYA
بِالجَرِّ وَالتّنْوِيْنِ وَالنِّدَا وَاَلْ ¤ وَمُسْنَدٍ لِلإسْمِ تَمْيِيْزٌ حَصَلْ
Dengan sebab Jar, Tanwin, Nida’, Al, dan Musnad, tanda
pembeda untuk Kalimat Isim menjadi berhasil.
بِتَا فَعَلْتَ وَأَتَتْ وَيَا افْعَلِي ¤ وَنُوْنِ أَقْبِلَنَّ فِعْـــلٌ يَنْجَلِي
Dengan tanda
Ta’ pada lafadz Fa’alta dan lafadz Atat, dan Ya’ pada lafadz If’ali, dan Nun
pada Lafadz Aqbilanna, Kalimat Fi’il menjadi jelas.
سِوَاهُمَا الْحَرْفُ كَهَلْ وَفِي وَلَمْ ¤ فِعْـــلٌ مُـضَــارِعٌ يَلِي لَمْ كَـيَشمْ
Selain keduanya (ciri Kalimah Isim dan ciri Kalimah
Fi’il) dinamaan Kalimah Huruf, seperti lafadz Hal, Fi, dan Lam. Ciri Fi’il
Mudhori’ adalah dapat mengiringi Lam, seperti lafadz Lam Yasyam.
وَمَاضِيَ الأَفْعَالِ بِالتَّا مِزْ وَسِمْ ¤ بِالنُّـــوْنِ فِعْلَ الأَمْرِ إِنْ أَمْرٌ
فُهِمْ
Dan untuk ciri Fi’il Madhi, bedakanlah
olehmu! dengan tanda Ta’. Dan namakanlah! Fi’il Amar dengan tanda Nun
Tauqid (sebagi cirinya) apabila Kalimah itu difahami sebagai kata perintah.
وَالأَمْرُ إِنْ لَمْ يَكُ لِلنّوْنِ مَحَلْ ¤ فِيْهِ هُوَ اسْمٌ نَحْوُ صَهْ وَحَيَّهَلْ
Kata
perintah jika tidak dapat menerima tempat untuk Nun Taukid, maka kata perintah
tersebut dikategorikan Isim, seperti Shah! dan Hayyahal!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar