BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan
merupakan kebutuhan manusia, kebutuhan pribadi seseorang. Kebutuhan yang tidak
dapat diganti dengan yang lain. Karena pendidikan merupakan kebutuhan setiap
individu yang mengembangkan kualitas, potensi dan bakat diri. Pendidikan
membentuk manusia dari tidak mengetahui menjadi mengetahui, dari kebodohan
menjadi pintar dan kurang paham menjadi paham. Pada intinya pendidikan membentuk jasmani
dan rohani menjadi sempurna.
Pendidikan menurut Marimba adalah
"bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik tehadap perkembangan
jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama"[1]. Sedangkan pendidikan menurut ki Hajar Dewantara
adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka
sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan
kebahagiaan setingginya[2].
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan
dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan
yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan
media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui
kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan
dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan
dari pada tanpa bantuan media[3].
Bila media adalah sumber belajar, maka secara luas media dapat
diartikan dengan manusia, benda, ataupun peristiwa yang memungkinkan anak didik
memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Salah satu media yang digunakan dalam pembelajarannya itu Kaset dan Tape
Recorder. Media ini sering digunakan dalam pembelajaran bahasa.
Sebuah kaset
yang direncanakan sedemikian rupa sehingga menjadi sebuah program yang dapat dipergunakan sebagai bahan
ajar. Media
kaset dapat menyimpan suara
yang dapat secara berulang-ulang diperdengarkan kepada peserta didik yang menggunakannya sebagai bahan
ajar. Bahan
ajar kaset biasanya digunakan untuk pembelajaran bahasa atau pembelajaran musik. Bahan ajar Kaset tidak dapat berdiri sendiri, dalam penggunaannya memerlukan bantuan alat dan bahan lainnya seperti Tape Recorder dan lembar scenario guru.[4]
Alat ini sudah memasyarakat. Alat ini sangat serasi untuk digunakan dalam pelajaran bahasa. Keuntungan penggunaan alat ini antara
lain murid dapat mendengarkan kembali apa yang dibacanya, dapat digunakan dalam
interview, memudahkan pemahaman terhadap penguasaan anak terutama dalam pelajaran bahasa.[5]
Namun kenyataan
yang dihadapi lain dari yang diharapkan. Masih banyak anak yang sulit memahami
bahasa Arab, walaupun telah tersedia berbagai media yang digunakan oleh guru. Banyak masalah-masalah yang dihadapi peserta didik
terkait dengan pembelajaran Bahasa Arab. Berdasarkan data di lapangan: Dari hasil wawancara saya
pada hari senin di MTsN Kauman Ponorogo,
pukul 13.00-13.30 WIB, menurut guru yang mengajar bahasa Arab masih banyak siswa kelas IX yang belum faham dengan
bahasa Arab. Mereka masih sulit dalam melafalkan kosa kata bahasa arab dan
memahami artinya dengan baik dan benar. Kejadian ini dapat diidentifikasikan sebagai kurangnya
keberhasilan dalam pembelajaran Bahasa Arab.
Untuk itu penelitian ini diangkat untuk mengungkap
masalah-masalah tersebut. Banyak masalah-masalah yang dihadapi siswa terkait dengan soal pembelajaran
Bahasa Arab. Dugaan sementara masalah tersebut adalah sumber belajar yang
kurang lengkap. Dikatakan bahwa, yang dimaksud dengan sumber belajar adalah
segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran
terdapat atau asal untuk belajar seseorang. Dengan demikian, sumber belajar itu
merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal-hal
baru bagi pelajar.[6]
Sumber belajar banyak sekali terdapat di mana-mana, di sekolah, di halaman, di pusat kota, di pedesaan,dan sebagainya. Para ahli sepakat bahwa
segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan
kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.[7] Dikatakan juga bahwa, dalam pengembangan
sumber belajar, guru disamping harus mampu membuat sendiri alat pembelajaran
dan alat peraga, juga harus berinisiatif mendayagunakan lingkungan sekitar
sekolah sebagai sumber belajar yang lebih konkrit. Untuk kepentingan tersebut
perlu senantiasa diupayakan peningkatan pengetahuan guru dan didorong terus
untuk menjadi guru yang kreatif dan profesional, terutama dalam pengadaan serta
pendayagunaan fasilitas dan mengembangkan kemampuan peserta didik secara
optimal”.[8]
Berdasarkan latar belakang diatas
maka penulis mengambil judul "PENGGUNAAN MEDIA KASET DAN TAPE RECORDER
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB KELAS IX MTsN KAUMAN PONOROGO
TAHUN PELAJARAN 2015/2016".
B.
Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah implementasi dan
seberapa penting pembelajaran Bahasa Arab dengan penggunaan media Kaset dan
Tape Recorder, serta upaya untuk mewujudkan pembelajaran bahasa Arab yang
efektif dengan penggunaan media Kaset dan Tape Recorder di MTsN
Kauman Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016.
Tujuan
penelitian yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui penggunaan media Kaset dan Tape Recorder terhadap pembelajaran Bahasa Arab di MTsN Kauman Ponorogo, untuk mengetahui implementasi pembelajaran Bahasa
Arab di MTsN Kauman Ponorogo, dan untuk mengetahui faktor pendukung
dan penghambat dalam penggunaan media Kaset dan Tape Recorder di MTsN Kauman Ponorogo
tahun pelajaran 2015/2016.
Manfaat secara
teoritis dari hasil penelitian ini akan menemukan konsep tentang penggunaan
media Kaset dan Tape Recorder. Sedangkan secara praktis yakni:
a) Bagi kepala sekolah; memberikan wawasan dan
pemikiran serta kemajuan dalam perbaikan fasilitas atau media pembelajaran,
khususnya media pembelajaran bahasa Arab,
b) Bagi guru; memberikan gambaran umum tentang
pentingnya media, khususnya media pembelajaran bahasa Arab sehingga memudahkan
para guru dalam penyampaian materi dan informasi-informasi kepada peserta didik,
dan
c) Bagi
peneliti mengetahui pentingnya penggunaan media pembelajaran Kaset dan
Tape Recorder dalam pembelajaran bahasa Arab dan upaya untuk mewujudkan
pembelajaran yang efektif dengan penggunaan media Kaset dan Tape Recorder di MTsN
Kauman Ponorogo.
C.
Tinjauan Pustaka
Dari penelusuran yang telah dilakukan di ruang
skripsi perpustakaan STAIN Ponorogo, ada 2 judul skripsi yang menuliskan
terkait dengan media pembelajaran, yaitu milik Lilik Purnami, NIM. 243982079,
(2003) yang berjudul "Pengaruh Pemanfaatan Media Pengajaran Terhadap
Prestasi Belajar Bahasa Arab Kelas I Di MTsN Ponorogo", dan milik Willy Defrant Sa’id Mabruri, NIM 243062155, (2010) yang berjudul “Problematika
Pengadaan Media Pembelajaran PAI di Mts Ma’arif Al-Bajuri Klaten Gegeran
Sukorejo Ponorogo”.
Dari hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran sangat
berpengaruh positif dalam pembelajaran siswa di MTsN Ponorogo dan Mts Ma’arif Al-Bajuri
Klaten Sukorejo Ponorogo, para siswa semakin bersemangat dalam belajar karena
dengan penggunaan media pembelajaran menjadi menyenangkan dan terlihat tidak
monoton. Dan sangat membantu siswa dalam memahami pelajaran bahasa Arab
khususnya dalam hal pelafalan dan lahjahnya.
D. Metode Penelitian
1.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metodologi penelitian dengan pendekatan
kualitatif, yang memiliki karakteristik alami (natural setting) sebagai
sumber data langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan daripada hasil,
analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara analisa
induktif, dan makna merupakan hal yang
esensial.[9]
Ada 6 (enam) macam metodologi penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif, yaitu etnografi, studi kasus, teori
grounded, penelitian interaktif, penelitian ekologikal dan penelitian masa
depan.[10]
Dan dalam hal ini, jenis
penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu suatu deskripsi intensif
dan analisis fenomena tertentu atau satuan
sosial seperti individu, kelompok, institusi atau masyarakat. Studi kasus dapat digunakan secara tepat dalam banyak bidang. Disamping itu
merupakan penyelidikan secara rinci satu setting, satu subyek tunggal, satu
kumpulan dokumen atau satu kejadian tertentu.[11]
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah MTsN Kauman Ponorogo, Jl. Kembang Sore Ds. Karanglo Kidul Jambon Ponorogo dengan alasan bahwa lembaga tersebut
dalam pengembangan kualitas pendidikannya telah menerapkan program pendidikan
yang mampu meningkatkan kualitas pendidikan terutama dalam menigkatkan mutu
para siswanya dan hal itu berawal dari adanya suatu kasus yang
melatarbelakanginya.
3. Sumber Data
Sumber data utama
dalam penelitian ini adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah tambahan
seperti dokumen dan lainnya. Dengan demikian sumber data dalam penelitian ini
adalah: kata-kata dan tindakan sebagai sumber data utama, sedangkan sumber data tertulisadalah sebagai sumber
data tambahan.[12]
4. Teknik Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
adalah meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi. Sebab bagi
peneliti kualitatif fenomena dapat dimengerti maknanya secara baik, apabila
dilakukan interaksi dengan subyek
melalui wawancara mendalam dan diobservasi pada latar, dimana fenomena tersebut
berlangsung dan disamping itu untuk melengkapi
data, diperlukan dokumentasi (tentang bahan-bahan yang ditulis oleh atau
tentang subyek).
Dalam penelitian
ini peneliti menggunakan 4 tahapan, yakni:
a.
Tahap pra lapangan ini
dilakukan peneliti mulai hari Jum’at 27 Mei 2016 hingga Selasa 2 Juni 2016
b.
Tahapan pekerjaan
lapangan ini dilakukan peneliti mulai Sabtu 13 April 2016 hingga Senin 15 Mei 2016
c.
Tahapan analisis data ini dilakukan peneliti mulai Rabu
17 Mei 2016 hingga Kamis 18 Mei 2016.
5.
Analisis Data
Analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah
difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data
dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceriterakan kepada orang
lain.[13]
Analisis data
kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data yang
diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi
hipotesis.Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut,
selanjutnya dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga selanjutnya
dapat disimpulkan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak berdasarkan
data yang terkumpul.Bila berdasarkan data yang dapat dikumpulkan secara
triangulasi, ternyata hipotesis diterima maka hipotesis tersebut berkembang
menjadi teori.[14]
Teknik analisis data dalam kasus ini menggunakan analisis data
kualitatif,[15]mengikuti
konsep yang diberikan Miles & Huberman dan Spradley. Miles dan Huberman,
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahapan penelitian
sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktifitas dalam analisis
data, meliputi data reduction,[16]data display[17]dan
conclusion.[18]
BAB II
SUMBER BELAJAR
A.
Sumber Pembelajaran
Yang dimaksud dengan sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat
dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran terdapat atau asal untuk
belajar seseorang. Dengan demikian,
sumber belajar itu merupakan bahan/materi untuk menambah ilmu
pengetahuan yang mengandung hal-hal baru bagi pelajar. Sumber belajar banyak
sekali terdapat di mana-mana, di sekolah, di halaman, di pusat kota, di
pedesaan, dan sebagainya. Para ahli sepakat bahwa segala sesuatu dapat
dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan kepentingan guna mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.[19]
Dalam Pengembangan sumber belajar, guru disamping harus mampu membuat
sendiri alat pembelajaran dan alat peraga, juga harus berinisiatif mendaya
gunakan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar yang lebih konkrit.
Untuk kepentingan tersebut perlu senantiasa diupayakan peningkatan pengetahuan
guru dan didorong terus untuk menjadi guru yang kreatif dan profesional,
terutama dalam pengadaan serta pendayagunaan fasilitas dan mengembangkan
kemampuan peserta didik secara optimal.[20]
Sumber–sumber yang digunakan sebagai bahan belajar terdapat pada 1). Buku
pelajaran yang sengaja disiapkan dan berkenaan dengan mata ajaran tertentu, 2).
Pribadi guru sendiri yang pada dasarnya merupakan sumber tak tertulis dan
sangat penting serta sangat kaya dan luas,yang perlu dimanfaatkan secara
maksimal, 3). Sumber masyarakat.[21] Ada banyak sumber belajar yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk lebih
memperjelas bahan yang disajikan, misalnya, buku, media dan lingkungan.[22] Sumber belajar dapat dirumuskan sebagai
sesuatu yang dapat memberikan kemudahan kepada peserta didik dalam memperoleh
sejumlah informasi, pengetahuan, dan ketrampilan, dalam proses belajar
mengajar. Sumber belajar pada garis besarnya dapat dikelompokkan sebagai
berikut : 1). Manusia, 2). Bahan, 3). Lingkungan, 4). Alat dan Peralatan, 5).
Aktifitas.[23]
B. Media Pembelajaran
Adapun media yang berasal dari bahasa latin medius yang secara
harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media
adalah perantara (wasaaila) atau pengantar pesan dari pengirim kepada
penerima pesan. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan bahwa media apabila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.[24]
Disisi lain, dalam pembelajaran bahasa Arab di Indonesia, banyak
permasalahan yang muncul di lapangan. banyak kesulitan yang dihadapi oleh
pembelajar antara lain : 1) pengucapan beberapa bunyi yang tidak sama dengan bahasa
Indonesia, 2) tulisan huruf/kata/kalimat yang berbeda dengan bahasa yang
dikuasai oleh pembelajar, 3) penyesuaian makna kata yang sangat beragam dalam
bahasa Arab, 4) struktur kalimat yang berbeda dengan bahasa yang telah dikuasai
oleh pembelajar dan lain-lain.[25]
BAB III
HASIL PENELITIAN
A.
Data Umum
1.
Sejarah MTsN Kauman Ponorogo
Madrasah
Tsanawiyah Negeri Kauman didirikan pada tahun 1984. Dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan pada lembaga Madrasah Tsanawiyah, yang mana untuk memenuhi
tuntutan masyarakat tidak hanya bergantung pada sarana dan prasarana dan sumber
daya manusia yang tersedia, akan tetapi juga bergantung pada mekanisme dan
system pengelolaan yang tertib dan baik yang diperankan oleh pimpinan dan
pengelola Madrasah. Maka untuk mengatur Madrasah dengan Mekanisme dan system
pengelolaan yang tertib dan baik, sesuai dengan jiwa manajemen Peningkatan Mutu
Berbasis Sekolah (MPMBS), Pimpinan dan pengelola Madrasah, perlu mengembangkan
ketrampilan dalam perencanaan dan pengelolaan Madrasah.
Dengan
ketrampilan dalam perencanaan strategi dan pengelolaan pendidikan diharapkan
mampu meningkatkan Kwalitas, Efisiensi pendidikan Madrasah, serta dalam rangka
menyiapkan kader yang berkemampuan seimbang antara IMTEK DAN IPTEK, serta
meningkatkan mutu berbasis sekolah (School – based quality improvement) yang
mana menjadikan sekolah sebagai sekolah yang efektif, maka sangat diperlukan
perencanaan sekolah yang strategis.
Nama Madrasah : MTs N
Kauman – Ponorogo
Alamat Madrasah : Jl.
Kembang Sore Ds. Karanglo Kidul Jambon Ponorogo
Status Madrasah : Negeri
Madrasah
Tsanawiyah Negeri Kauman SK MenagRI No. 515A / 1995 Tanggal 25 Nopember 1995
dengan Nomor Statistik Madrasah (NSM) 211350212003 Nomor Identitas Sekolah
(NIS) 210010
1.
SEJARAH BERDIRINYA MADRASAH
Bahwa di Desa
Karanglo Kidul Kec. Jambon ini pada tahun 1983 akan didirikan Gereja
(Kristiani) maka atas saran tokoh masyarakat sebelum didirikan masyarakat
mengusulkan ke Departemen Agama supaya didirikan Madrasah Tsanawiyah Negeri.
Maka pada tahun
1984 didirikan MTs Kauman Filial MTsN Ponorogo, kemudian pada tahun 1995 dengan
SK Menag 516A/1995 tanggal 25 Nopember 1995 menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri
Kauman penuh.
2.
VISI, MISI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI KAUMAN PONOROGO
VISI:
TERBENTUKNYA PRIBADI PESERTA DIDIK YANG BERIMAN, BERMORAL, CERDAS, BERBUDAYA DAN MENGAKTUALISASI DALAM MASYARAKAT
Indikatornya :
a. Terwujudnya kader ummat yang beriman dan bertakwa kepada Allah
serta menjalankan ibadah sehari-hari dengan kesadaran karena takut kepada
Allah.
b. Terwujudnya kader ummat yang berperilaku
sopan, berakhlak mulia serta mampu menjalankan dengan kesadaran dirinya.
c. Terwujudnya kader ummat yang berwawasan luas serta berilmu yang berguna bagi masa depannya .
d. Mampu
mengaktualisasi dirinya dalam masyarakat yang berbudaya.
MISI:
a. Melaksanakan kegiatan belajar dan mengajar
(PBM) seefektif dan bermutu, sehingga
siswa dapat berkembang secara maksimal.
b. Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran Islam, yang dianut dan juga budaya bangsa,
sehingga menjadi sumber kearifan dalam bertindak.
c. Pembiasaan
berperilaku dan bertutur kata yang sopan berahklakul karimah serta
pelaksanaan perintah agama.
d. Berkompetisi mengembangkan wawasan keilmuan
baik ilmu agama maupun ilmu umum.
e. Mengupayakan dengan maksimal mengantarkan
anak tuntas dalam belajar.
f. Menerapkan manajemen berbasis mutu madrasah
dengan melibatkan seluruh warga madrasah dan komite madrasah.
3.
TUJUAN MADRASAH
a. Anak
terbiasa berkomunikasi dengan bahasa yang santun , bertingkah laku Islami serta
aktif melaksanakan kegiatan keagamaan seperti, tadarus Al-Qur’an, doa bersama
dan Sholat Dzuhur berjamaah.
b. Siswa mempunyai ketrampilan tertentu dalam bidang ekstra kurikuler
seperti :
@
Qiroah dan Bilal
@
Seni musik
@
Berpidato dan muhadloroh serta pramuka.
c. Siswa trampil mengoperasikan komputer program
Windows dan Exel dasar mencapai 75%
d. 100% siswa mampu membaca
Al-Qur’an dengan baik dan benar serta hafal surat-surat pendek minimal 20
surat.
e. Team seni kontenporer
dikembangkan sebagai alat promosi sekolah dan kreasi siswa yang berbakat dan
mampu menghidupi kegiatannya.
f. Mengembangkan materi
pembiasaan yang disusun oleh team, sebagai bekal kedisiplinan pribadi siswa.
4.
KETERANGAN
- Kepala Sekolah
Sejak berdirinya sampai sekarang sudah mengalami pergantian
kepemimpinan 3 (tiga) kali :
1. Periode 1984
– 2003 : H. Imam Syafi’i
2. Periode 2003
– 2007 : Salim, S.Pd.I
3. Periode 2007
– 2013 : Drs. Muhammad Kholid
4. Periode 2013
– sekarang : Drs. Muh Tarib, M.Pd.I
- Pendidik atau Guru
1.
Guru
berjumlah : 33
orang
-
Laki-laki
: 22
orang
-
Perempuan
: 11 orang
2.
Guru
PNS Tetap : 18
orang
3.
Guru
Kontrak : -
4.
Guru
Tetap Yayasan : 12
orang
5.
Guru
Tidak Tetap : 15
orang
- Latar Belakang Pendidikan
1.
Sarjana
S2 Pendidikan : 2 orang
2.
Sarjana
S1 Pendidikan : 28 orang
3.
Sarjana
S1 Non Pendidikan : 2 orang
4.
Sarmud
/ D III Pendidikan : 1 orang
5.
Sedang
menempuh S1 : - 10 orang
6.
SLTA
Pendidikan dan Non
Pendidikan
: 1
orang
- Tata Usaha (Karyawan) : 5 orang
- Sarana dan Prasarana :
1.
Sarana
a.
buku
Teks : 370
buku
b.
Buku
penunjang : 1460 buku
c.
Buku
bacaan : 50 buku
d.
Alat
Peraga (IPA,IPS,Mat,
Bahasa, Porkes,
Kesenian)
e.
Volume : 13 buah
f.
Kondisi : Cukup
g.
Komputer : 7 unit
2.
Prasarana
Pendidikan
Tahun pelajaran
2005 / 2006 kami telah memiliki
a. Ruang
belajar : 12
ruang
b. Ruang
perpustakaan : -
c. Ruang
praktek menjahit : -
d. Kantor
Kepala : -
e. Kantor Tata
Usaha : -
f. Kantor Guru : -
g. Kamar
mandi/wc : 8 ruang
h. Aula : -
i. Ruang computer :
1 ruang
- Akta Yayasan / sertifikat : Ada (terlampir)
- Status Tanah : hak milik
- Jumlah siswa dalam 5 (lima) tahun terakhir :
Data siswa :
Kelas
|
Jumlah Siswa
|
||||
2008/2009
|
2009/2010
|
2010/2011
|
2012/2013
|
2014/2015
|
|
I
II
III
|
|
180
142
121
|
119
172
135
|
154
119
172
|
136
131
137
|
Jumlah
|
|
443
|
426
|
445
|
402
|
1.
Asal
usul siswa
a.
Luar
Kecamatan : 30 %
b.
Dalam
Kecamatan : 70 %
2.
Pekerjaan
orang tua / wali murid 2006/2007
a.
Pegawai
Negeri Sipil : 5 %
b.
Swasta
: 14 %
c.
Perangkat
Desa : 1 %
d.
Petani
: 80 %
- Kurikulum
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013 yang disempurnakan
- Kegiatan BP / BK
Kegiatannya dilakukan oleh guru yang ditunjuk dengan 1 orang
koordinator
- Perpustakaan
Buku yang ada diperpustakaan cukup tersedia yang bersumber dari
Madrasah, siswa dan pemerintah (Paket)
- Keuangan
Penggunaan Keuangan menggunakan Sistem Balance Budget dan
digunakan sesuai dengan RAPBM dan apabila ada yang di luar itu atas dasar
musyawarah komite.
- Situasi Umum
MTsN Kauman – Ponorogo cukup strategis karena alasan :
-
Terletak
di wilayah Desa Karanglo Kidul Kec. Jambon
-
Di
tepi jalan raya Desa Karanglo Kidul Kec. Jambon
-
Tempatnya
tenang Asri nan Damai
|
5.
PENUTUP
Demikianlah
rangkaian program kegiatan Madrasah Tsanawiyah Negeri Kauman Ponorogo
disampaikan. Dan perlu diketahui bahwa sebagian besar program tersebut telah
dapat dilaksanakan dengan baik, meskipun sebagian kecil masih perlu
penyempurnaan dan peningkatan.
BAB IV
ANALISIS
PENGGUNAAN MEDIA KASET DAN TAPE RECORDER DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
ARAB KELAS IX MTsN KAUMAN PONOROGO
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
a)
Analisis penggunaan media Kaset dan Tape Recorder dalam pembelajaran Bahasa
Arab di Mts N Kauman Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016
Di MTsN Kauman Ponorogo, dalam pembelajran bahasa arab menggunakan
media Kaset dan Tape Recorder khususnya ketika pembelajaran Muhadatsah agar
para siswa mampu melafalkan kosa kata Arab sesuai dengan pelafalan orang Arab
asli. Hal ini cukup berhasil karena dengan adanya media ini siswa semakin
meningkat prestasinya, dan lebih mudah dalam memahami bahasa Arab. Sedangkan
bagi guru, media sangat membantu dalam penyampaian materi, materi yang banyak
tidak mungkin dapat terselesaikan dengan
hanya disampaikan oleh guru sendiri, dan kemungkinan jika guru saja yang
menyampaikan maka pembelajaran akan terlihat monoton dan siswa kurang termotivasi
untuk belajar bahasa Arab.
b)
Analisis implementasi pembelajaran
Bahasa Arab di Mts N Kauman Ponorogo tahun pelajaran 2015/2016
Pembelajaran bahasa Arab di MTsN Kauman Ponorogo sudah cukup baik
karena sudah didukung dengan media yang sangat membantu guru dalam penyampaian
materi. Sebagian besar siswa sudah dapat memahami apa yang telah disampaikan
guru khususnya anak-anak yang didukung dengan ikut sekolah diniyah diluar
kegiatan sekolah formal, tetapi sebagian masih ada yang sulit memahami bahasa
Arab karena tidak didukung dengan factor tersebut dan lingkungannya yaitu
kurangnya motivasi yang mendorongnya untuk belajar bahasa Arab.
c)
Analisis faktor pendukung dan penghambat dalam penggunaan media Kaset dan Tape Recorder untuk meningkatkan keefektifan proses
pembelajaran Bahasa Arab di
MTsN Kauman Ponorogo tahun
pelajaran 2015/2016
Dalam
penggunaan media Kaset dan Tape Recorder di MTsN Kauman Ponorogo banyak factor
yang mendukung diantaranya untuk melatih siswa dalam melafalkan kosa kata Arab
sesuai dengan lahjah asli orang Arab, mempermudah guru menyampaikan materi,
memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran bahasa Arab dan mahir dalam bahasa
Arab, dengan media ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sedang hambatannya
penggunaanya belum kondusif, karena media pembelajaran masih belum lengkap dan
masih ada siswa yang kurang termotivasi untuk belajar bahasa Arab.
BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Di MTsN Kauman Ponorogo, dalam pembelajran
bahasa arab menggunakan media Kaset dan Tape Recorder khususnya ketika
pembelajaran Muhadatsah agar para siswa mampu melafalkan kosa kata Arab sesuai
dengan pelafalan orang Arab asli. Hal
ini cukup berhasil karena dengan adanya media ini siswa semakin meningkat
prestasinya, dan lebih mudah dalam memahami bahasa Arab. Sedangkan bagi guru,
media sangat membantu dalam penyampaian materi, materi yang banyak tidak
mungkin dapat terselesaikan dengan hanya
disampaikan oleh guru sendiri, dan kemungkinan jika guru saja yang menyampaikan
maka pembelajaran akan terlihat monoton dan siswa kurang termotivasi untuk
belajar bahasa Arab.
Pembelajaran bahasa Arab di MTsN Kauman Ponorogo sudah cukup baik
karena sudah didukung dengan media yang sangat membantu guru dalam penyampaian
materi. Sebagian besar siswa sudah dapat memahami apa yang telah disampaikan
guru khususnya anak-anak yang didukung dengan ikut sekolah diniyah diluar
kegiatan sekolah formal, tetapi sebagian masih ada yang sulit memahami bahasa
Arab karena tidak didukung dengan factor tersebut dan lingkungannya yaitu
kurangnya motivasi yang mendorongnya untuk belajar bahasa Arab.
Dalam
penggunaan media Kaset dan Tape Recorder di MTsN Kauman Ponorogo banyak factor
yang mendukung diantaranya untuk melatih siswa dalam melafalkan kosa kata Arab
sesuai dengan lahjah asli orang Arab, mempermudah guru menyampaikan materi,
memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran bahasa Arab dan mahir dalam bahasa
Arab, dengan media ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Sedang
hambatannya penggunaanya belum kondusif, karena media pembelajaran masih belum
lengkap dan masih ada siswa yang kurang termotivasi untuk belajar bahasa Arab.
B.
Saran
Dalam pembelajaran bahasa memang sangatlah urgen media menjadi fasilitas
alternative sebagai transformasi ilmu kepada siswa. Hal ini menuntut bagi para
pendidik untuk memberi metode pembelajaran bahasa dikelas yang efektif dan
efisien. Dan seharusnya memang harus didukung dengan media yang memadai dan
yang lengkap agar siswa termotivasi untuk menyukai pelajaran tersebut dan agar
siswa mampu berbahasa dengan mahir, dan mampu melafalkan kosa kata dengan baik.
Dengan adanya media pembelajaran semakin menyenangkan dan tidak monoton. Hal
ini juga bermanfaat bagi guru karena dapat mempermudah dalam penyampaian
materi.
C.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, Azhar,
Media Pembelajaran, Jakarta: PT.
Raja GrafindoPersada, 2006.
Bogdan dan Biklen, Qualitative Research for Education, An introduction to theory and methods, Boston:
Allyn and Bacon, 1982.
Danim, Sudarwan,
Media Komunikasi Pendidikan, Jakarta:
PT. BumiAksara, 2008.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan,Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002.
Efendi, Mukhlison, Rodliyah, Siti, Ilmu Pendidikan, Ponorogo : PPS PRESS, th.
G
Simpson, E.L,Marriam, S.B, A.Quide to research for Educators and
trainer on adults, Malabar, Florida: Robert E. Krieger Publishing Company, 1984.
Hamalik, Oemar, Kurikulum
dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Hamid, M.
Abdul dkk, PembelajaranBahasa Arab, Malang: UIN
Malang Press, 2008.
Ladjid, Hafni, Pengembangan
Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta:: Quantum Teaching, 2005.
Lincoln dan Guba, Naturalistic
Inquiry, (Bevery Hills: SAGE Publications, th.
Lonfland, Analyzing Social Setting, A Guide to Qualitative
Observation and Analysis, Belmont, Cal: Wadsworth Publishing Company,1984.
Majid, Abdul,
Perencanaan Pembelajaran, Bandung:
PT. RemajaRosdaKarya, 2008.
Marima, Ahmad, Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung :
Al-Ma'arif, 1987.
Moleong, Lexy, Metodologi
Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000.
Mulyasa, E, Kurikulum
Berbasis Kompetensi, Bandung : PT. Remaja Rosda Karya , 2003.
Mulyasa, E, Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya , 2007.
Spradley, J.P. Participant Observation, New York: Holt, Rinehart and Winston, 1980.
Wawancara, Pak Jamaludin, kantor guru, pukul 09.00 pagi WIB
TRANSKIP WAWANCARA
Nama
Responden : Al Ustadz Jamaludin
Tanggal : 20-MEI-2016 (sabtu)
Jam : 13.00-13.30
Tempat
wawancara : Depan Kantor Tata Usaha
Topic
wawancara : Penggunaan Media Kaset dan
tape recorder dalam KBM Bhs Arab
Peneliti
: Seberapa penting penggunaan
media digital dalam aplikasi pembelajaran Bahasa Arab ?
Ustadz :
Menurut pendapat saya sangat penting, sudah tidak asing lagi zamanya siswa
siswi saat ini yang tidak mengenal media elektronik atau digital. Seperti hal
nya penggunaan tape recorder dan kaset dalam KBM bahasa arab. Dimana motif
dominan digunakanya metode pembelajaran seperti ini adalah juga menekankan pada
salah satu unsur bahasa arab itu sendiri yakni dalam ketrampilan mendengar.
Selain dari pada itu strategi dan metode pembelajaran seperti ini menjadi hal yang tidak monoton bagi siswa.
Peneliti :
Bagaimana pemahaman siswa-siswi pada
pelajaran bahasa Arab ketika Menggunakan media ini ?
Ustadz :
Respon atau tanggapan dari siswa sendiri sangatlah berbeda-beda,
sebenarnya mereka faham akan tetapi
karena terbatasnya kosakata arab menjadikan siswa bingung dalam
menerjemahkanya. Akan tetapi ada sebahagian
juga siswa yang bisa membaca makna dari maaddah materi dalam tape
recoerder tersebut. Bagi siswa-siswi yang sudah hafal akan mufrodzat dalam maaddah
mereka semakin bisa focus dalam mendengarkan dan mengerjakan. Begitupun
setiap judul ada tema-tema yang baru yang ditemukan siswa untuk lebih tau
banyak hal dalam KBM bahasa arab.
Peneliti :
Mungkin adakah beberapa hal yang menjadi semacam kesulitan-kesulitan Bagi anda
Yang terjadi pada siswa ketika menggunakan media ini ?
Ustadz
: Tentunya
ada, dan ini sebenarnya menjadi semacam evaluasi pada pribadi saya, dikarenakan
masih minimnya pemahaman siswa dalam hafalan mufrodzat meskipun mereka
dibebankan untuk membawa kamus arab-indo
masih saja mendapatkan kendala dalam pencarian setiap mufrodzatnya. Bahkan
disetiap reduksi (kalimat) dalam maddah terdapat dalam kamus, ada yang
bentuknya fi`il , fa`il , masdar. Disinilah Menjadi sulit bagi siswa
mencari kosakata dalam kamus, memang perlu pengawalan serta bimbingan intens
dalam hal seperti ini, Sehingga dalam prosesnya nanti saya juga
menekankan untuk menghafal kan isi-isi materi dalam setiap maddah nya.
Kita usahakan seiring berjalanya waktu sampai menjelang semester minimal per
siswa mampu menghafal 100 kosa kata arab dan artinya untuk menunjang kemampuan
memahami teks dalam buku ajar.
Peneliti
: Kira – kira dengan hal sedemikian, bagaimana
bapak memberi solusi solutif Terhadap
permasalahan diatas ?
Ustadz : Harus selalu intens dalam evaluasi pasca
pembelajaran bahasa arab, kususnya dalam, metode dan strategi dalam setiap
pertemuan, kemudian juga dalam pengelolaan kelas yang harus kondusif, pemberian
mufrodzat atau kosa kata, pemberian PR , mengadakan muhadatsah disetiap
minggunya. Terkadang siswa juga memerlukan inovasi baru pembelajaran pedagogi
yang mana menekankan keterlibatan siswa dalam proses KBM. Sehingga tidak adanya
kesenjangan komunikasi antara guru dan murid. Untuk selalu tidak malu ketika
siswa bertanya kepada Ustadz mengenai bahasa Arab.
Peneliti :
Adakah perbedaan atau pengaruh bagi siswa setelah menggunakan metode
Pembelajaran media ini ?
Ustadz : Sedikit demi sedikit terlihat ada
perbedaan ketika menggunakan media ini, karena setelah materi ini memang
diwajibkan bagi setiap siwa untuk menuliskan dalam buku tugas dan
mengeksplorkan keteman sebangkunya. Lewat khiwar , muhadatsah, sehingga
akan kelihatan bagi siswa yang tidak mengerjakan dan merasa malu jika ada teman
yg mengejeknya. Dengan media ini pula siswa mulai focus pada ketrampilan
mendengar, kemudian menulis dan berbicara. Seiring berjalanya waktu evaluasi
akan dilakukan selama diperlukan.
Peneliti : Adakah motivasi
belajar bagi siswa setelah antum menggunakan metode Media ini ?
Ustadz : Tidak ada . ini
hanya semacam media dalam strategi dan
metode 1 pembelajaran kususnya mapel bahasa Arab.
[1] Ahmad, Marima, Pengantar Filsafat
Pendidikan,Bandung : Al-Ma'arif, 1987, hlm 19.
[3]Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan
Zain ,Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002),136
[7]Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), 55-56.
[9]Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang-orang dan
perilaku yang dapat dialami. Lihat dalam Lexy Moleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif, (Bandung:
PT Remaja Rosda Karya, 2000), 3.
[10]Marriam, S.B.,
G Simpson, E.L., A.Quide
to research for Educators and trainer on adults. (Malabar, Florida: Robert
E. Krieger Publishing Company, 1984).
[11]Bogdan dan
Biklen, Qualitative Research for Education, An introduction to theory and
methods. (Boston: Allyn and Bacon, 1982, Inc).
[12]Lonfland,
Analyzing Social Setting, A Guide to
Qualitative Observation and Analysis, (Belmont, Cal: Wadsworth Publishing
Company,1984),47. Lihat dalam Moleong, Metodologi
Penelitian Kualitatif, 112.
[13] Sugiyono, Metode, 334
[15]Analysis is the process of systematically searching
and arranging the interview transcripts, field notes, and other materials that
you accumulate to increase your own understanding of them and to enable you to
present what you have discovered to others. (Analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah
difahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Analisis data
dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang
lain) Lihat dalam Bogdan dan
Biklen, Qualitative Research for
Education, An introduction to theory and methods (Boston: Allyn and Bacon,
1982), 180.
[16]Mereduksi data
dalam konteks penelitian yang dimaksud adalah merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, menfokuskan pada hal-hal yang penting , membuat katagori. Dengan
demikian data yang telah direduksiakan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpuklan data selanjutnya.
[17]Setelah data
direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data atau menyajikan
data ke dalam pola yang dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, grafik, matrik, network dan chart. Bila pola-pola
yang ditemukan telah didukung oleh data selama penelitian, maka pola tersebut
sudah menjadi pola yang baku yang selanjutnya akan didisplaykan pada laporan
akhir penelitian.
[18]Langkah ketiga
dalam analisis data kualitatif dalam penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dan verivikasi.
[19]Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), 55-56.
[20] E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: PT.
Remaja Rosda Karya , 2007), 68.
[21] Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran(Jakarta: Bumi Aksara,
2001), 68.
[22] Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis
Kompetensi (Jakarta:: Quantum Teaching, 2005), 55.
[23] E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis
Kompetensi (Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya , 2003), 48.
[24]AzharArsyad, Media
Pembelajaran (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2006), 3.
[25] M. Abdul Hamid
dkk, PembelajaranBahasa Arab (Malang: UIN Malang Press, 2008), 169
Tidak ada komentar:
Posting Komentar