Nama
|
Muh masykur A
|
Kelas
|
TA.B
|
Nim
|
210513054
|
No hp
|
085735808043
|
Tanggal
|
20-04-2016
|
“Muhassinât Lafdziyyah”
(studi analisis Al-Jinâs, As-Saja’, dan Raddul ‘Ajuz ‘ala
as-Shadri dalam juz 21)
A.
Al-Muhassinât Al-Lafzhiyyah
Al-Muhassinât Al-Lafzhiyyah adalah
keindahan dalam bunyi (leksikal).
Keindahan dalam bunyi (leksikal) tersebut di bagi menjadi tiga yaitu Al
Jinas, as-saj’u, dan raddu al-‘ajuz ‘alâ ash-shadri. [1] Al-Muhassinât
Al-Lafzhiyyah akan dijabakarkan sebagai berikut :
1.
Al Jinas
Al
Jinas adalah gaya bahasa yang menggunakan ulangan
kata yang sama atau hampir sama tetapi dengan makna yang berbeda.[2] Al
jinas dibagi menjadi tiga diantaranya al-jinas at-tam, al-jinas ghairu
tam, dan jinas al-istiqoq.
a. Al jinas tam yaitu dua lafal yang serupa ucapannya atau
isytirok.[3] Bila
kedua kata sama persis dalam macam huruf, bentuk, jumlah dan urutan huruf.
b. Al-jinas ghairu tam yakni jinas yang
tidak sama pada salah satu empat unsur kata itu (macam huruf, bentuk, jumlah
dan urutan huruf), sedangkan.
c. Al-inas al-istiqoq adalah yang
menggunakan bentuk sharf yang berbeda.[4]
2. As-
saja'
Mempelajari isi Al-Qur’an akan menambah
perbendaharaan baru, memperluas pandangan dan pengetahuan, meningkatnya
prespektif baru dan selalu menemui hal-hal baru. Kita akan lebih yakin akan
keunikan isinya yang menujukkan Maha Besar Allah Pengasih dan Penyayang.[5]
Salah satu bentuk keindahan Al-qur’an yaitu pada rangkaian katanya seperti sajak.
Sajak ialah bersamaan (
bersesuaian) dua fashilah (kalimat akhir) dari bentuk natsar atas satu huruf.
Adapun sajak dalam fashilah (kalimat akhir) dalam bentuk natsar itu sebagai
bentuk penyerupaan qofiyah dalam suatu
syi’iran.[6]
Saja’ – saja’ itu bercirikan mutiara lafazh dan pendengaran-pendengaran itu
diketuk oleh nasehat yang mencegah dari kejahatan.[7]
3.
Raddu al-‘ajuz alâ ash-shadri
Al-Qur’an memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada para ahli bahasa dan sastra arab untuk membuat tandingan Al-Qur’an baik
mengenai lafal maupun isinya. Begitu tinggi nilai susunan ayat-ayat Al-Qur’an
itu, begitu indah, padat makna dan isi yang terkandung di dalamnya. Sebagai
bukti betapa para ahli balaghah (sastra arab) pada zaman dahulu sangat
mengagumi AL-Qur’an dan sama sekali tak
saggup menandinginya adalah pernyataan
jujur yang mereka kemukakan kepada Al Walid Ibnu Al Mugirah, pernyataan itu
yakni “Demi Allah sesungguhnya dalam kalimat-kalimat itu manis dan enak di
dengar, tempat tumbuhnya subur dan cabangnya banyak buahnya yang ranum.[8]
B.
Data
juz 21 yang mengandung unsur Al-Jinâs, As-Saja’, dan Raddul ‘Ajuz ‘ala as-Shadri
1.
Surat Ar-Ruum : 10
Bunyi ayat
|
Terjemah
|
tb%x.
spt7É)»tã
tûïÏ%©!$#
(#q䫯»yr&
#r&þq¡9$#
br&
(#qç/¤2
ÏM»t$t«Î/
«!$#
(#qçR%x.ur
$pkÍ5
crâäÌôgtGó¡o
ÇÊÉÈ
|
10.
Kemudian, akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (azab) yang
lebih buruk, karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu
memperolok-oloknya.
|
a.
Jenis muhassinât lafdziyyah
ayat diatas terdapat lafadz (#q䫯»yr& sebagai isim masdar yang bermakna kejahatan, dan #r&þq¡9$#
berupa
isim masdar bentuk muannats dari lafal al-aswa'
artinya yang paling buruk, berkedudukan sebagai khabar dari lafal kaana bila
lafal 'aqibah dibaca rafa', tapi bila dibaca nashab berarti menjadi isim kaana.[9]
kedua lafadz tersebut mempunyai asal kata yang sama yakni as-suu a
sehingga termasuk dalam muhassinat
lafdziyyah berupa jinas isytiqoq.
b.
Alasan kewacanaan penggunaan
ayat
sebagaimana yang telah di sebutkan dalam ayat lain pada surat
al-an'am : 110 " dan kami memalingkan hati dan pengihatan mereka seperti
mereka belum pernah beriman kepadanya (a-qur'an) pada permulaanya, dan kami
biarkan mereka bergelimang dalam kesesatan yang sangat. yakni adzab yang buruk
merupakan akibat dari perbuatan mereka disebabkan mereka mendustakan ayat-ayat
Allah dan mereka selalu memperolok-oloknya. Berdasarkan pengerian diatas maka
lafadz as-su-a dinasabkan karena menjadi khobar kana. ini merupakan analisis
Ibnu Jarir yang menukil dai Ibnu Abbas dan Qatadah.[10]
c.
metode pembelajaran yang diterapkan
Dari beberapa penjelasan di atas, di
sini saya ingin mengambil metode/strategi dengan menggunakan “Prediction Guide”
atau bisa disebut dengan tebak pelajaran. Tujuan mengambil strategi ini adalah
untuk melibatkan peserta didik di dalam proses pembelajaran secara aktif dari
awal sampai akhir. Dengan strategi ini peserta didik diharapkan dapat terlibat
dalam pelajaran/perkuliahan semenjak awal pertemuan dan tetap mempunyai
perhatian ketika pengajar menyampaikan materi.
2.
Surat Ar-ruum : 25
Bunyi ayat
|
Terjemah
|
ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»t#uä br& tPqà)s? âä!$yJ¡¡9$# ÞÚöF{$#ur ¾ÍnÌøBr'Î/ 4
§NèO #sÎ) öNä.$tãy Zouqôãy z`ÏiB ÇÚöF{$# !#sÎ) óOçFRr& tbqã_ãørB ÇËÎÈ
|
25.
dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah berdirinya langit dan bumi
dengan iradat-Nya. kemudian apabila Dia memanggil kamu sekali panggil dari
bumi, seketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).
|
a.
Jenis muhassinât lafdziyya
pada
ayat diatas terdapat lafadz yang berbunyi $tãy yaitu berupa fi'il madhi bermakan memanggil, yang
bersambung dengan dlomir muttasil öNä. yang bermakna kamu semua karena menjadi orang
ke2 yang diajak bicara dan lafadz Zouqôãy yang bermakna panggilan berupa isim masdar
ghoiru mim. keduanya berasal dari kata yang sama sehingga termasuk dalam muhassinat lafdziyyah berupa jinas
isytiqoq.
b.
Alasan kewacanaan penggunaan
ayat
dijelaskan bahwa langit dan bumi
berdiri dengan iradat Allah, artinya keduanya tetap dalam keadaan penjagaan
Allah. irodat adalah kekuasaan dan kesanggupan Allah. ini berarti bahwa orang
yang berpendapat bahwa bumi dan langit ini ada menurrut tabiatnya berarti orang
itu mengingkari bahwa alam ini adalah ciptaan Allah. oleh karena langit dan
bumi akan tetap dalam keadaan sekarang ini sampai datangnya suatu saat yang
telah ditentukan yakni hari kiamat. maka dikala itu datang manusia akan
memenuhi panggilan Tuhan yang keluar dari kubur. melalui panggilan tersebut
seketika itu mereka (kafir) keluar dari kubur dan tercengang, merasa heran dan
berkata seperti dihikayatkan " aduh celakalah kami! siapakah yang
membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur).[11]
c.
metode pembelajaran yang diterapkan
Metode / strategi yang
dapat digunakan di dalam materi ini adalah “Yal’ab Daur Al-Madurris”. Ini
adalah strategi yang sangat tepat untuk mendapatkan partisipasi langsung baik
dari kelas ataupun dari individual siswa. Strategi ini memberi kesempatan
kepada setiap siswa untuk dapat berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya.
3.
Surat Ar-rum : 30
Bunyi ayat
|
Terjemah
|
óOÏ%r'sù
y7ygô_ur
ÈûïÏe$#Ï9
$ZÿÏZym
4
|NtôÜÏù
«!$#
ÓÉL©9$#
tsÜsù
}¨$¨Z9$#
$pkön=tæ
4
w
@Ïö7s?
È,ù=yÜÏ9
«!$#
4
Ï9ºs
ÚúïÏe$!$#
ÞOÍhs)ø9$#
ÆÅ3»s9ur
usYò2r&
Ĩ$¨Z9$#
w
tbqßJn=ôèt
ÇÌÉÈ
|
30.
Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)
fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan
pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui
|
a.
Jenis muhassinât
lafdziyyahs
ayat diatas terdapat lafadz |NtôÜÏù yang bermakna fitrah berupa isim masdar. dan
lafadz tsÜsù yang bermakna fitrah berupa fi'il mudlori'.
keduanya sama dari akar kata fathoro namun bentuk shorofnya berbeda, maka
termasuk dalam muhassinat lafdziyah berupa jinas isytiqoq.
b.
Alasan kewacanaan penggunaan
ayat
Pada ayat ini menjelaskan tentang
fitrah, sebagaimana di jelaskan dalam hadis Telah menceritakan
kepada kami ['Abdan] Telah mengabarkan kepada kami [Abdullah] Telah mengabarkan
kepada kami [Yunus] dari [Az Zuhri] dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku
[Abu Salamah bin Abdurrahman] bahwa [Abu Hurairah radliallahu 'anhu] berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Seorang bayi tidak
dilahirkan (ke dunia ini) melainkan ia berada dalam kesucian (fitrah). Kemudian
kedua orang tuanyalah yang akan membuatnya menjadi Yahudi, Nasrani, ataupun
Majusi -sebagaimana hewan yang dilahirkan dalam keadaan selamat tanpa cacat.
Maka, apakah kalian merasakan adanya cacat? ' kemudian beliau membaca firman
Allah yang berbunyi: "…tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah".[12]
c.
metode pembelajaran yang diterapkan
Metode/strategi yang dapat digunakan
pada materi ini adalah strategi “Mudzakarah Muwajjahah”. Dalam strategi ini
guru hendaknya menyiapkan bagan atau skema yang dapat membantu siwa membuat
catatan-catatan kecil dari materi yang akan disampaikan. Terdapat banyak pola
dalam strategi ini yang mana salah satunya adalah menyuruh siswa mengisi
titik-titik (bacaan yang kurang lengkap).
4.
Surat Ar-ruum : 40
Bunyi ayat
|
Terjemah
|
ª!$#
Ï%©!$#
öNä3s)n=s{ ¢OèO öNä3s%yu ¢OèO öNà6çGÏJã ¢OèO öNä3Íøtä
(
ö@yd
`ÏB
Nä3ͬ!%x.uà°
`¨B
ã@yèøÿt
`ÏB
Nä3Ï9ºs
`ÏiB
&äóÓx«
4
¼çmoY»ysö7ß
4n?»yès?ur
$¬Hxå
tbqä.Îô³ç
ÇÍÉÈ
|
40.
Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian
mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu
sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu?
Maha sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan.
|
a.
Jenis muhassinât
lafdziyyah
Ayat diatas mempunyai keselarasan beberapa fashilah pada huruf akhir,
yakni kata (خلقكم-رزقكم-يميتكم- يحييكم).
sehingga tergolong dalam muhassinat lafdziah berupa saja'
murosho'.
b.
Alasan kewacanaan penggunaan
ayat
Ayat ini kembali membicarakan kaum musyrik.
Mereka dipersoalkan kembali agar mereka tahu bahwa mereka itu bodoh dan sesat.
Di atas, sebelum ayat-ayat mengenai pengaturan rezeki Allah, mereka telah
meminta untuk memberikan keterangan dan bukti atas kebenaran apa yang mereka
sembah selain Allah. yakni Dialah yang menciptakan dan yang memberi rizki
sebagaiman yang dikatakan oleh Imam Ahmad dan Nabi bersabda "Janganlah
kamu berputus asa dari rizki seama kepalamu masih bisa bergoyang, karena
sesungguhnya manusia dilahirkan oleh ibunya dalam keadaan berkulit merah tidak
berlapiskan sesuatu apa pun,kemudian Allah SWT memberinya rizki". Kemudian
mematikanmu, yaitu sesudah kehidupan ini, kemudian menghidupkanmu, yakni kelak
dihari kiamat. kemudian ayat ini menantang orang kafir terhadap tuhan yang
mereka sembah untuk menandinggi kebesaran Allah.[13]
c.
metode pembelajaran yang diterapkan
Dalam materi ini metode yang bisa diambil
yaitu metode “Everyone is a Teacher Here”. Strategi ini sangat tepat untuk
mendapatkan partisipasi kelas secra keseluruhan dan secara individual. Strategi
ini memberi kesmpatan kepada setiap peserta didik untuk berperan sebagai guru
bagi kawan-kawannya. Dengan strategi ini, peserta didik yang selama ini tidak
mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.
5.
Surat Ar-ruum : 43
Bunyi ayat
|
Terjemah
|
óOÏ%r'sù
y7ygô_ur
ÈûïÏe$#Ï9
ÉOÍhs)ø9$#
`ÏB
È@ö6s%
br&
uÎAù't
×Pöqt
w
¨ttB
¼çms9
z`ÏB
«!$#
(
7Í´tBöqt
tbqã㣢Át
ÇÍÌÈ
|
43.
oleh karena itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang Lurus (Islam) sebelum
datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak (kedatangannya): pada
hari itu mereka terpisah-pisah[1172].
[1172]
Yakni sebahagian mereka berada dalam surga dan sebahagian lagi berada dalam
neraka.
|
a.
Jenis muhassinat lafdziyyah
Ayat diatas terdapat ulangan kata
yang hampir sama tapi memiliki makna yang berbeda, yakni kata أَقِمْ yang berarti “hadapkanlah” dan kata القَيِّمِ yang berarti “lurus”. Tampak pada ayat diatas
menggunakan bentuk sharf yang berbeda sehingga disebut jinas al-isytiqoq.
b.
Alasan kewacanaan penggunaan
ayat
ayat ini turun ketika nabi
diperintah untuk memindahkan arah kiblatnya, Oleh karena
itu, hadapkanlah wajahmu kepada agama yang lurus (Islam), yakni hadapkanlah
hatimu, wajahmu dan badanmu untuk menegakkan agama yang lurus (Islam),
mengerjakan perintahnya dan menjauhi larangannya dengan sungguh-sungguh, serta
kerjakanlah kewajibanmu baik ibadah yang tampak maupun yang tersembunyi, dan
manfaatkanlah segera waktu luangmu, hidupmu dan masa mudamu. sebelum datang
dari Allah suatu hari (Kiamat) yang tidak dapat ditolak, hari kiamat apabila sudah datang tidak mungkin ditolak, dan ketika itu
tidak ada lagi kesempatan untuk beramal, yang ada adalah pembalasan terhadap
amal. pada hari itu mereka terpisah-pisah, yakni mereka terpisah-pisah setelah
dihisab, sebagian mereka masuk ke surga dan sebagian lagi masuk ke neraka.[14]
c.
metode pembelajaran yang diterapkan
Metode/stategi yang dapat digunakan
dalam materi ini adalah strategi “Mahkraj Al-Kalimah”. Strategi ini digunakan
untuk menindak lanjuti pembelajaran teks wacana. Fungsinya untuk lebih
mendalami tentang karakteristik dan klasifikasi suatu kata. Sebagai suatu
kegiatan kolaboratif, strategi ini menuntut pemahaman siswa akan gramatika.
6.
Surat Ar-ruum : 47
Bunyi ayat
|
Terjemah
|
ôs)s9ur $uZù=yör& `ÏB y7Î=ö6s% ¸xßâ 4n<Î) öNÎgÏBöqs% Oèdrâä!$yfsù ÏM»uZÉit7ø9$$Î/ $uZôJs)tFR$$sù z`ÏB tûïÏ%©!$# (#qãBtô_r& (
c%x.ur $)ym $oYøn=tã çóÇnS tûüÏZÏB÷sßJø9$# ÇÍÐÈ
|
47. dan Sesungguhnya Kami telah mengutus
sebelum kamu beberapa orang Rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya
dengan membawa keterangan-keterangan (yang cukup), lalu Kami melakukan
pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa[1175]. dan Kami selalu berkewajiban
menolong orang-orang yang beriman
[1175]
Dengan kedatangan Rasul-rasul yang cukup membawa keterangan-keterangan kepada
kaumnya itu, Maka sebahagian mereka mempercayainya dan sebahagian lagi
mendustakannya bahkan sampai ada yang menyakitinya. Maka terhadap orang yang
berdosa seperti itu Allah menyiksa mereka.
|
a.
Jenis muhassinât
lafdziyyah
Ayat diatas terdapat ulangan kata
yang hampir sama tapi memiliki makna yang berbeda, yakni kata أَرْسَلَ yang
berarti mengutus dan kata رُسُلاً yang
berarti. Tampak pada ayat diatas menggunakan bentuk sharf yang berbeda sehingga
disebut jinas al-isytiqoq.
b.
Alasan kewacanaan penggunaan
ayat
Ayat ini menjelaskan Allah telah
mengutus sebelum Nabi Muhammad beberapa orang rasul kepada kaumnya, Yakni ketika mereka tidak mentauhidkan Allah dan mendustakan yang hak, maka
rasul-rasul mereka datang mengajak mereka kepada tauhid dan ikhlas, membenarkan
yang hak, membatalkan kekafiran dan kesesatan yang ada pada mereka, rasul-rasul
tersebut juga membawa bukti-bukti yang menunjukkan kebenaran mereka (mukjizat),
namun mereka tetap saja tidak beriman dan tidak berhenti dari kesesatannya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan (yang cukup), Yang
membuktikan kebenaran mereka. lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa dengan menyiksa orang yang berdosa
dan menolong orang-orang mukmin para pengikut rasul dan merupakan hak Kami menolong
orang-orang yang beriman. Oleh karena itu, kalian wahai orang-orang yang mendustakan Nabi Muhammad
shallallahu 'alaihi wa sallam, jika tetap di atas sikap itu, maka kamu akan
mendapatkan hukuman-Nya dan Allah akan menolong Beliau.[15]
c.
metode pembelajaran yang diterapkan
Untuk metode di sini yang dapat
digunakan dalam pembelajaran yaitu dengan “Guided Note Taking” atau bisa
disebut dengan catatan terbimbing. Dalam strategi ini sebagai pengajar, bisa
menyiapkan suatu bagan atau skema atau yang lain yang dapat membantu peserta
didik dalam membuat catatan-catatan ketika seorang pengajar menyampaikan materi
pelajaran. Ada banyak bentuk atau pola yang dapat dikerjakan untuk strategi
ini.
7.
Surat Ar-ruum : 55
Bunyi ayat
|
Terjemah
|
tPöqtur ãPqà)s? èptã$¡¡9$# ÞOÅ¡ø)ã tbqãBÌôfãKø9$# $tB (#qèVÎ6s9 uöxî 7ptã$y 4 Ï9ºxx. (#qçR%x. tbqä3sù÷sã ÇÎÎÈ
|
55.
dan pada hari terjadinya kiamat, bersumpahlah orang-orang yang berdosa;
"Mereka tidak berdiam (dalam kubur) melainkan sesaat (saja)".
seperti Demikianlah mereka selalu dipalingkan (dari kebenaran)[1177].
|
a.
Jenis muhassinât
lafdziyyah
Ayat diatas terdapat
ulangan kata yang kedua katanya persis sama dalam macam huruf, bentuk, dan
urutan huruf, tapi memiliki makna yang berbeda, yakni kata السَّاعَةُ (yang
berarti "hari kiamat" dan kata
سَاعَةٍ yang
berarti "sesaat". maka termasuk dalam muhassinat
lafdziayyah berupa jianas tam.
b.
Alasan kewacanaan penggunaan
ayat
Ayat ini menjelaskan pada hari (ketika) terjadinya Kiamat, orang-orang yang berdosa yakni orang-orang kafir. bersumpah, bahwa mereka
berdiam (dalam kubur) hanya sesaat (saja) ini adalah
pengajuan uzur mereka dengan maksud agar permohonan maaf mereka diterima. Begitulah dahulu mereka dipalingkan (dari kebenaran) Maksudnya, sebagaimana mereka di dunia dipalingkan dari kebenaran dan malah
berkata dusta, mereka mendustakan yang hak yang dibawa para rasul, sehingga di
akhirat mereka juga dipalingkan dari perkataan yang hak (benar) tentang lama
tinggal mereka di kubur, mereka mengingkari perkara yang dapat dirasakan, yaitu
lamanya tingga di dunia, dan seorang hamba nanti akan dibangkitkan sesuai
keadaan yang dia pegang sampai matinya.[16]
c.
metode pembelajaran yang diterapkan
Metode/strategi yang dapat digunakan dalam materi ini adalah
strategi “Ihtiras Min al-Akhtha’, yang mana strategi ini merupakan pengembangan
dari metode Tahlil Al-Akhtha’. Ia adalah salah satu cara yang paling efektif
dalam membantu siswa untuk menumbuhkan jiwa kritis dalam menanggapi segala
bentuk pernyataan.
8.
Surat As-sajdah : 3
Bunyi ayat
|
Terjemah
|
ôQr& cqä9qà)t çm1utIøù$# 4
ö@t/ uqèd ,ysø9$# `ÏB y7Îi/¢ uÉZçFÏ9 $YBöqs% !$¨B Nßg9s?r& `ÏiB 9ɯR `ÏiB y7Î=ö6s% öNßg¯=yès9 crßtGöku ÇÌÈ
|
3. tetapi mengapa mereka (orang kafir)
mengatakan: "Dia Muhammad mengada-adakannya." sebenarnya Al-Quran
itu adalah kebenaran dari Rabbmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum
yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu;
Mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk.
|
a.
Jenis muhassinât
lafdziyyah
Ayat
diatas terdapat ulangan kata
yang hampir sama tapi memiliki makna yang berbeda, yakni kata تُنْذِرَ yang
berarti "kamu memberi peringatan" dan kata
نَذِيْرِ yang
berarti "orang yang memberi peringatan". Tampak pada ayat diatas menggunakan
bentuk sharf yang berbeda sehingga disebut jinas al-isytiqoq.
b.
Alasan kewacanaan penggunaan
ayat
Ayat diatas menerangkan mengapa mereka (orang kafir) mengatakan, "Dia (Muhammad) telah
mengada-adakannya." Tidak, Al Quran itu kebenaran yang tidak dimasuki
kebatilan, baik dari depan maupun dari belakang (yang datang) dari Tuhanmu Sebagai rahmat-Nya kepada manusia agar engkau memberi
peringatan kepada kaum yang belum pernah didatangi orang yang memberi
peringatan sebelum engkau mereka berada dalam keadaan yang sangat cocok untuk
diutusnya rasul dan diturunkan kitab karena tidak ada yang memberi peringatan,
bahkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan dan kebodohan, maka Allah
Subhaanahu wa Ta'aala menurunkan Al Qur’an agar mereka mendapatkan perunjuk,
mereka dapat mengenal yang hak sehingga mengutamakannya, agar mereka mendapat
petunjuk Semua yang ada di ayat ini membantah pendustaan mereka kepada Beliau,
dan bahwa apa yang disebutkan di dalamnya menghendaki mereka beriman dan
membenarkan secara sempurna, yaitu karena ia turun dari Rabbul ‘alamin, karena
ia adalah kebenaran dan tidak ada keraguan di dalamnya dari berbagai sisi. Oleh
karena itu, di dalamnya tidak terdapat sesuatu yang menjadikan mereka ragu,
tidak ada berita yang bertentangan dengan kenyataan, tidak ada kesamaran dalam
maknanya, dan bahwa mereka berada dalam kebutuhan kepada risalah, dan bahwa di
dalam kitab Al Qur’an terdapat petunjuk kepada semua kebaikan dan ihsan.[17]
c.
metode pembelajaran yang diterapkan
Metode/strategi yang dapat digunakan dalam materi ini adalah
strategi “Nabu’at al-Ashdiqa’. Strategi ini salah satu cara yang paling efektif
dalam membantu siswa untuk saling mengenal satu sama lain. Strategi ini juga
dapat menjadi satu eksperimen menarik pada pertemuan pertama dari suatu
pelajaran, sambil terus berkonsentrasi memperdalam bahasan suatu materi.
9.
Surat As-sajdah : 30
Bunyi ayat
|
Terjemah
|
óÚÍôãr'sù öNßg÷Ytã öÏàtGR$#ur Nßg¯RÎ) crãÏàtFYB ÇÌÉÈ
|
30.
Maka berpalinglah kamu dari mereka dan tunggulah, Sesungguhnya mereka (juga)
menunggu[1197].
|
a.
Jenis muhassinât
lafdziyyah
Terdapat
ulangan kata pada bagian belakang dari bagian depan. Kata فِطْرَتَ di awal kalimat pertama muncul lagi di
akhir kalimat kedua yaitu فَطَرَ
Pemunculan
kembali suatu kata yang sama ataupun hampir sama pada suatu teks akan
memperindah bunyi dan makna suatu teks. Yang mana makna kata فِطْرَتَ adalah “fitrah. sehingga masuk dalam
bagian jinas isytiqoq
b.
Alasan kewacanaan penggunaan
ayat
maksud dari ayat di aas adalah
berpaling dari orang-orang musyrik dan sampaikan apa yang diturunkan kepadamu
dari Tuhanmu, kemudian tunggulah apa yang sesungguhnya Allah telah janjikan
kepadamu, dan Dia akan menolongmu dalam menghadapi orang-orang yang
menentangmu. sesungguhnya Allah tidak akan menyalahi janji. dan sesungguhnya
engkau menunggu, mereka pun menunggu dan selalu mengintai kelengahanmu. maka
engkau akan menyaksikan buah dari kesabaranmu terhadap mereka, dan sebuah jerih
ayahmu dalam menyaksikan risalahAllah, yaitu Allah akan menolongmu dan
mendukungmu. kelak mereka menjumpai akibat yang mereka perbuat yaitu siksa
Allah yang berturut-turut yang membinasakan mereka. cukuplah Allah sebagai
pelindungkamidan Dia adalah sebaik-baik pertolongan.[18]
c.
metode pembelajaran yang diterapkan
Metode yang dapat
digunakan di sini yaitu metode “Synergetic Teaching” atau pengajaran sinergis
yaitu strategi yang menggabungkan dua cara belajar yang berbeda. Strategi ini
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk saling berbagi hasil belajar dari
materi yang sama dengan cara yang berbeda dengan membandingkan catatan.
10. Surat Al-ahzab : 3
Bunyi ayat
|
Terjemah
|
ö@2uqs?ur n?tã «!$# 4 4xÿ2ur «!$$Î/ WxÏ.ur ÇÌÈ
|
3. dan
bertawakkallah kepada Allah. dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara.
|
a.
Jenis muhassinât
lafdziyyah
ayat diatas terdapat
ulangan kata yang hampir sama tapi memiliki makna yang berbeda, yakni kata تَوَكَلْ yang
berarti bertawakallah dan kata وَكِلاً yang berarti pemelihara. Tampak pada ayat
diatas menggunakan bentuk sharf yang berbeda sehingga disebut dengan jinas isytiqoq
b.
Alasan kewacanaan penggunaan
ayat
Ini merupakan
peringatan dari yang tertinggi yakni Allah SWT kepada yang terendah yaitu
manusia. Sesungguhnya Allah bila memberikan perintah kepada hamba dan Rasul-Nya
dengan cara ini, maka itu berarti Allah memerintahkan orang yang berada di
bawahnya untuk melaksanakannya. Itu cara yang utama dan lebih baik.
Thalq bin
Habib berkata: “Takwa ialah, engkau beramal dengan dasar taat kepada Allah di
atas cahaya/penerangan dari Allah dimana engkau mengharapkan pahala dari-Nya.
Di samping itu, engkau meninggalkan maksiat kepada Allah di atas cahaya dari
Allah, dimana engkau takut kepada siksa-Nya.”
Firman
Allah: wa laa tuthi-‘il kaafiriina wal munaafiqiina yaitu janganlah engkau
mendengarkan pendapat mereka dan bermusyawarah dengan mereka. InnAllaaHa kaana
‘aliiman hakiiman, maka Allah lebih berhak untuk diikuti dan ditaati
perintah-perintah-Nya. Karena Allah Mahamengetahui tentang berbagai akibat
perkara lagi Mahabijaksana dalam berbagai perkataan dan perbuatan-Nya. Untuk
itu Allah Ta’ala berfirman: wattabi’ maa yuuhaa ilaika mirabbika, yaitu berupa
al-Qur’an dan as-Sunnah.
InnAllaaHa
kaana bimaa ta’maluuna khabiiran (“Sesungguhnya Allah adalah Mahamengetahui apa
yang kamu kerjakan.”) yaitu tidak satu pun yang tersembunyi dari-Nya dan
bertawakkallah kepada Allah di dalam seluruh urusan dan kondisimu. Wa kafaa
billaaHi wakiilan (“Dan cukuplah Allah sebagai Pemelihara.”) yaitu, cukuplah
Allah sebagai Pemelihara bagi orang yang bertawakkal dan berserah diri
kepada-Nya.[19]
c.
metode pembelajaran yang diterapkan
Dalam materi ini metode yang bisa diambil yaitu
metode “Everyone is a Teacher Here”. Strategi ini sangat tepat untuk
mendapatkan partisipasi kelas secra keseluruhan dan secara individual. Strategi
ini memberi kesmpatan kepada setiap peserta didik untuk berperan sebagai guru
bagi kawan-kawannya. Dengan strategi ini, peserta didik yang selama ini tidak
mau terlibat akan ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.[20]
C.
Penutup
1.
Kesimpulan
Dalam Al-quran pada juz 21 terdapat banyak ayat yang
menggunakan muhassinat lafdziyah dan sebagian besar merupakan jinas. seperti
pada beberapa ayat pada surat
1.
ar-ruum ayat 10
2.
ar-rumm ayat 25
3.
ar-rrum ayat 30
4.
ar-rrum ayat 43
5.
ar-rrum ayat 47
6.
as-sajdah ayat 3
7.
as-sajdah ayat 30 dan
8.
al-ahzab ayat 3
sebagian ayat diatas merupakan muhassinat lafdziyah berupa
jinas istiqo'. ada pula berupa jinas tam yang berada pada surat ar-ruum pada
ayat 55 tentang hari kiamat.
selain ayat-ayat diatas terdapat pula muhassinat lafdziyyah
berupa saja' pada surat ar-rum ayat 40 berupa saja' muroso'.
2.
Saran
Jadikanlah makalah ini sebagai tambahan ilmu
pengetahuan dan renungan akan keagamaan, agar kita bertambah taqwa kepada Allah
SWT. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis, Amin
D.
Daftar pustaka
Chatibul
Umam dkk, Kaidah Tata Bahasa Arab,I (Surabaya
: Al-Hidayah,2005)
D. Hidayat, Balaghotu lil jami’, (Semarang : Karya
Toha Putra, 2012)
Departemen Agama
RI, Mukadimah Al-Qur’an dan Tafsirnya, ( Yogyakarta: PT Dana Bhakti Wakaf Milik Badan Wakaf
Universitas Islam Indonesia, 1990)
http://tafsiranmanusia.blogspot.co.id/2013/07/surat-ar-rum-1-10.html
Imam
Akhdhori, Jauharul Maknun terjemahan Abdul Qodir HAmid ( Surabaya :
Al-Hidayah).
Imam
Akhdhori, Jauharul Maknun terjemahan Abdul Qodir HAmid.
kementrian agama RI, Tafsir alquran al-karim (Jakarta : PT.tiga serangkai pustaka mandiri,2014).
Nasb. Muhammad, Tafsir
ibnu katsir (bandung : gema insani press,2000).
Qomaruddin
Shaleh dkk, Asbabul Nuzul Latar belakang historis turunnya ayat-ayat
alqur’an, ( Bandung : Diponegoro, 1975).
[1] D.
Hidayat, Balaghotu lil jami’, (Semarang : Karya Toha Putra, 2012), 144.
[2] Ibid,
145.
[3] Imam
Akhdhori, Jauharul Maknun terjemahan Abdul Qodir HAmid ( Surabaya :
Al-Hidayah), 219.
[4] D.
Hidayat, Balaghotu lil jami’, 145.
[5]
Qomaruddin Shaleh dkk, Asbabul Nuzul Latar belakang historis turunnya
ayat-ayat alqur’an, ( Bandung : Diponegoro, 1975), 9.
[6] Imam Akhdhori, Jauharul Maknun terjemahan
Abdul Qodir HAmid ,228-229.
[7] Chatibul Umam dkk, Kaidah Tata Bahasa
Arab,514.
[8]
Departemen Agama RI, Mukadimah Al-Qur’an dan Tafsirnya, ( Yogyakarta: PT
Dana Bhakti Wakaf Milik Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia, 1990),
205-206.
[9] http://tafsiranmanusia.blogspot.co.id/2013/07/surat-ar-rum-1-10.html
[10]
tafsir ibnu katsir
[11]
al-quran dan tafsirnya.
[12]
shahih bukhori
[13] ibnu
katsir
[14]
tafsir alquranul karim
[15]
tafsir alquran karim
[16]
tafsir al quran alkarim
[17]
tafsir al quran alkarim
[18]
tafsir ibnu katsir
[19]
tafsir ibnu katsir
[20]
ibid. ibnu katsir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar