Rabu, 21 September 2016

METODE PENELITIAN

BAB I
PENDAHULUAN
       Latar Belakang
          Dalam suatu pendidikan membutuhkan suatu pengamatan atau penelitian.  Agar fakta atau kabar yang kita terima itu tidak lemah, dalam artian kurang tepat dan benar. Maka dari itu diperlukan adanya suatu penelitian untuk membuktikan dan memperoleh suatu argumen yang valid dan terpercaya.
          Dalam suatu penelitian juga diperlukan berbagai langkah atau metode yang benar agar mudah dalam proses penelitian. Karena kita sebagai mahasiswa harus memiliki bekal teoritis tentang metodologi penelitian yang tepat dan benar.
          Kami sebagai pemakalah akan menguraikan tentang suatu hal yang terkait dengan metode penelitian yang harus kita ketahui sebelum melaksanakan suatu pengamatan atau penelitian. Maka dari itu kami akan mengambil tentang variabel dalam penelitian. Semoga makalah yang kita paparkan dapat menberikan manfaat kepada kita semua. Amiin..

       Rumusan Masalah
1.        Apa pengertian dan macam variabel?
2.        Bagaimana variabel itu sebagai objek?
3.        Bagaiman cara memahami variabel?





BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian dan Macam Variabel
          Menurut  Y.W, Best yang disunting oleh Sanpiah Faisal dalam bukunya Cholid Narbuko yang disebut variabel penelitian adalah kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian.[1]
          Sedang Direktorat Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.[2]
          Menurut Hagul dalam bukunya Ida Bagoes Mantra definisi variabel adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai. Misalnya jenis kelamin adalah variabel karena terdiri dari dua atribut yaitu laki-laki dan perempuan.[3]
          Dari pendapat di atas tersebut dapat dijelaskan bahwa variabel merupakan segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian.
         
Macam-macam variabel
          Di dalam suatu penelitian terdapat beberapa variabel yang harus ditetapkan dengan jelas oleh seorang peneliti sebelum memulai pengumpulan data. Kelima variabel yang akan diketengahkan berikut ini, tidak selamanya terdapat seluruhnya di dalam suatu penelitian. Dengan kata lain di dalam suatu penelitian tidak mustahil hanya terdapat empat atau tiga variabel saja.
          Di dalam suatu variabel harus jelas pula aspek-aspek atau faktor-faktornya, yang dapat dikemukakan secara terperinci. Penentuan aspek-aspek di dalam setiap variabel, berarti semakin mudah menetapkan data yang akan dikumpulkan.[4]
Macam variabel adalah:
1)        Variabel Bebas (Independence variable)
            Variabel ini adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain, yang pada gilirannya gejala atau faktor atau unsur yang kedua itu disebut variabel terikat. Tanpa variabel ini maka variabel terikat tidak akan ada atau tidak muncul. Maka dari itu variabel ini disebut variabel pengaruh. Sebab berfungsi mempengaruhi variabel lain.[5]
2)        Variabel terikat (dependent variable)
            Variabel ini adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas. Muncul tidaknya variabel ini tergantung atau terikat pada ada tidaknya variabel bebas tertentu.[6] Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi.[7]
            Contoh: metode kerja berpengaruh atau menentukan prestasi atau produktivitas kerja, di samping kemungkinan adanya pengaruh faktor lain. Dari kedua variabel tersebut jelas bahwa metode kerja dengan segala aspek/gejala di dalamnya adalah variabel bebas. Sedang produktivitas atau prestasi kerja dengan segala aspek atau gejala di dalamnya adalah variabel terikat.
3)        Variabel kontrol (control variable)
            Variabel ini adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang dengan sengaja dikendalikan, agar tidak mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat. Salah satu usaha dalam mengandalikan pengaruh variabel ini adalah dengan mengatur agar memiliki kesamaan pengaruh terhadap semua unsur sampel sebagai sumber data. Apabila suatu  variabel tidak dapat dikontrol, maka tidak pula dapat dijadikan sebagai variabel antara, maka seperti itu dinyatakan sebagai variabel ekstrane.[8]
4)        Variabel antara (intervening variable)
            Variabel ini adalah sejumlah gejala yan tidak dapat dikontrol,  akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya terhadap variabel bebas. Salah satu usaha untuk memperhitungkan pengaruhnya adalah dengan melakukan pemisahan atau blok (block) terhadap sampel. Misalnya dengan memperhitungkan pengaruh perbedaan jenis kelamin yang dipisahkan antara sampel pria dan sampel wanita.[9]
5)        Variabel ekstrane (extranious variable)
            Variabel ini terdiri dari sejumlah variabel yang tidak dapat dikontrol dan tidak pula dapat diperhitungkan atau dihapuskan pengaruhnya terhadap variabel bebas. Pada dasarnya variabel ini sulit atau tidak dapat diketahui dengan pasti, terutama bilamana sampel penelitian terdiri dari manusia yang sifatnya sangat heterogen. Dalam hubungan ini terhadap variabel ekstrane yang tidak diketahui diperlukan cara untuk menyatakan seberapa besar pengaruhnya terhadap kesimpulan penelitian. Satu-satunya cara yang dapat ditempuh adalah dengan melakukan analisa mempergunakan perhitungan statistika.[10]
            Dalam suatu penelitian bilamana ternyata terdapat variabel ekstrane yang diketahui dan benar-benar tidak dapat dikontrol atau dihapuskan atau diperhitungkan, maka si peneliti berkewajiban di samping menyebutkan atau menuliskannya, juga mengemukakan alasan yang logis dan rasional tentang pengaruhnya yang merata terhadap sampel penelitian.[11]
            Dari uraian di atas jelas bahwa apabila variabel penelitian dapat dikemukakan dengan jelas, maka hipotesis penelitian akan menjadi jelas pula dan pemecahan masalahnya lebih mudah dilakukan.[12]

B.       Variabel sebagai Objek Penelitian
            Menurut Hatch dan Farhady dalam bukunya Sugiyono secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai sifat seseorang atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lainnya.[13]
            Apabila seorang peneliti ingin menyelidiki apakah benar bahwa susu menyebabkan badan menjadi gemuk, maka yang menjadi objek penelitiannya adalah susu dan berat badan orang. Maka susu dan berat badan merupakan variabel penelitian.[14]
            Penelitian dimaksudkan untuk menyelidiki gejala atau peristiwa tertentu. Peristiwa atau kejadian yang diteliti adalah suatu fenomena tertentu yang direpresentasikan oleh konsep atau variabel. Baik konsep maupun variabel merupakan sesuatu yang bersifat umum sehingga untuk mempelajari konsep dan variabel perlu dilakukan pengukuran terhadap konsep atau variabel tersebut.[15]
            Disisi lain, data merupakan bagian penting dan sentral dalam kegiatan penelitian. Oleh karena itu, jika anda ingin mendapatkan data berarti anda harus mengobservasi variabel yang merupakan representasi dari fenomena atau masalah. Jadi, variabel merupakan objek yang diobservasi dalam suatu penyelidikan. Masalah penelitian adalah objek yang dipelajari dalam penelitian. Satu masalah merupakan hal yang abstrak yang dalam penelitian kemudian diabstraksikan dalam satu konsep dan kemudian dikonkretisasikan dalam satu variabel.[16]
            Satu konsep menggambarkan suatu fenomena sosial, seperti objek-objek atau peristiwa-peristiwa. Kita mengabstraksikan satu seri peristiwa empiris dan kemudian memakai kata-kata sebagai label untuk menandai peristiwa-peristiwa tersebut.  Konsep harus mempunyai kesamaan dengan suatu realitas yang sedang diamati. Tiap label menunjuk pada satu fenomena dan tiap fenomena hanya memiliki satu label nama. Fenomena bunuh diri, pencurian, pembunuhan, perkosaan, atau pelacuran digunakan konsep “perilaku menyimpang”, hitam, putih, merah, biru, kuning diabstraksikan menjadi konsep “warna”.[17]
            Konsep atau variabel merupakan abstraksi dari gejala, peristiwa atau masalah yang memerlukan penyelidikan. Fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksikan menjadi suatu konsep atau variabel disebut sebagai objek penelitian. Objek penelitian ditemukan melekat pada subjek penelitian. Menentukan objek penelitian atau borden dan abbott menamakannya sebagai variables to observe penting dilakukan karena informasi yang dicatat dengan cara sistematis manjadi data untuk penelitian.[18]  
  
C.      Memahami Variabel
            Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikan setiap variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub variable) merupakan syarat mutlak bagi setiap peneliti. Memang mengidentifikasi variabel dan sub-variabel ini tidak mudah, karenanya membutuhkan kejelian dan kelincahan berpikir pelakunya.[19]
            Memecah-mecah variabel menjadi sub-variabel ini juga disebut kategorisasi, yakni memecah variabel menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh peneliti. Kategori-kategori ini dapat diartikan sebagai indikator variabel.  Dalam contoh kesadaran bermasyarakat, jika akan mengukur apakah seorang cukup besar atau tidak dalam hidup bermasyarakat, maka perlu dicari tanda-tandanya, indikatornya, bukti-buktinya.[20]
            Dalam ilmu-ilmu natura, variabel-variabel yang digunakan umumnya nyata dapat dimengerti, diraba, dan dapat dilihat, sehingga kurang menimbulkan keraguan akan maknanya. Di lain pihak, variabel atau konstrak yang dibangun dalam ilmu sosial memerlukan definisi yang terang, supaya tidak terdapat keraguan-keraguan, dan dapat memperterang arti ataupun untuk membuat variabel atau konstrak tersebut dapat digunakan secara operasional.[21]
            Tentang variabel penelitian ada dua hal yang diperhatikan, yaitu: sifat variabel dan status variabel.[22]


1.    Sifat variabel
Ditinjau dari sifatnya, variabel penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu variabel statis dan variabel dinamis.
a.    Variabel statis adalah variabel yang tidak dapat diubah keberadaannya, misalnya jenis kelamin, status sosial ekonomi, tempat tinggal, dan lain lain. Apabila hasil penelitian menunjukkan sesuatu yang merupakan akibat dari variabel-variabel tersebut, peneliti tidak mampu mengubahnya. Maka untuk lebih mudah mengingatnya variabel ini disebut “variabel tidak berdaya.”
b.    Variabel dinamis adalah variabel yang dapat diubah keberadaannya berupa pengubahan, peningkatan, atau penurunan. Contoh: kedisiplinan, motivasi kepedulian, pengaturan, dan sebagainya. Variabel ini dapat disebut sebagai “variabel terubah”. Karena apabila hasil penelitian menunjukkan sesuatu yang merupakan akibat dari variabel-variabel tersebut, maka peneliti dapat mengubahnya.[23]
2.    Status variabel
Dalam membicarakan “status variabel” ini kita perlu melihat satu variabel dalam hubungannya dengan variabel lain. Semua variabel mempunyai status penting, namun jika dibandingkan antara dua status di bawah ini, kita dapat menentukan mana yang lebih bermakna dalam penelitian.[24]
a.       Kebiasaan hidup sehari-hari - - - motivasi berprestasi.
b.      Motivasi berprestasi - - - etos kerja.
c.       Etos kerja - - - keberhasilan kerja.
Di dalam setiap kaitan dua variabel yang disajikan di atas, variabel yang disebutkan pertama merupakan penyebab untuk variabel kedua. Variabel pertama berstatus sebagai sesuatu yang akan dilihat peranannya terhadap variabel yang disebutkan kedua.[25]
   Kemanfaatan penelitian selalu harus dilihat dari variabel pertama. Apa yang dapat dilakukan oleh peneliti, atau apa saja yang dapat disarankan oleh peneliti terhadap orang lain agar tampak bahwa kegiatan penelitian yang kita lakukan mempunyai manfaat yang cukup besar.[26]



















BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.    Variabel merupakan segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian.
Macam-macam variabel ada lima, yaitu: variabel bebas, variabel terikat, variabel kontrol, variabel antara, dan variabel ekstrane.
2.      Variabel sebagai objek penelitian dalam contoh: seorang peneliti ingin menyelidiki apakah benar bahwa susu menyebabkan badan menjadi gemuk, maka yang menjadi objek penelitiannya adalah susu dan berat badan orang. Maka susu dan berat badan merupakan variabel penelitian.
3.    Memahami variabel
Variabel penelitian ada dua hal yang diperhatikan, yaitu: sifat variabel dan status variabel.
Sifat variabel terdiri dari: variabel statis dan variabel dinamis. Sedangkan status variabel adalah semua variabel mempunyai status yang berbeda-beda.














        [1] Cholid Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 118.
        [2] Ibid.,
        [3] Ida Bagoes Mantra, Filsafat Penelitian&Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 67.

        [5] Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial,  (Yogyakarta:Gadjah Mada University Press, 2007), 60.
        [6] Ibid., 61.
        [7] Cholid Narbuko dkk, Metodologi Penelitian, 119.
        [8]  Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial,  61.
        [9]  Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, 62.
       [10] Ibid., 63.
       [11] Ibid., 64.
       [12] Ibid.,
       [13] Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung; Alfabeta, 2013), 60.
        [14] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Penelitian Praktik), (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), 161.
        [15] Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Refika Aditama, 2009), 190.
        [16] Ibid., 
        [17] Ibid.,
        [18] Ibid.,
        [19] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pnelitian Praktik), 164.
        [20] Ibid.,
        [21] Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), 125.
        [22] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Suatu Pnelitian Praktik), 166.
      [23] Ibid., 167.
      [24]  Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek),168.
      [25] Ibid.,
       [26] Ibid., 169.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar