BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam suatu pendidikan membutuhkan suatu pengamatan atau
penelitian. Agar fakta atau kabar yang
kita terima itu tidak lemah, dalam artian kurang tepat dan benar. Maka dari itu
diperlukan adanya suatu penelitian untuk membuktikan dan memperoleh suatu
argumen yang valid dan terpercaya.
Dalam suatu
penelitian juga diperlukan berbagai langkah atau metode yang benar agar mudah
dalam proses penelitian. Karena kita sebagai mahasiswa harus memiliki bekal
teoritis tentang metodologi penelitian yang tepat dan benar.
Kami sebagai
pemakalah akan menguraikan tentang suatu hal yang terkait dengan metode
penelitian yang harus kita ketahui sebelum melaksanakan suatu pengamatan atau
penelitian. Maka dari itu kami akan mengambil tentang variabel dalam
penelitian. Semoga makalah yang kita paparkan dapat menberikan manfaat kepada
kita semua. Amiin..
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dan macam variabel?
2.
Bagaimana variabel itu sebagai objek?
3.
Bagaiman cara memahami variabel?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Macam Variabel
Menurut Y.W, Best yang disunting oleh Sanpiah
Faisal dalam bukunya Cholid Narbuko yang disebut variabel penelitian adalah
kondisi-kondisi atau serenteristik-serenteristik yang oleh peneliti
dimanipulasikan, dikontrol atau diobservasi dalam suatu penelitian.[1]
Sedang Direktorat
Pendidikan Tinggi Depdikbud menjelaskan bahwa yang dimaksud variabel penelitian
adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian.[2]
Menurut Hagul dalam
bukunya Ida Bagoes Mantra definisi variabel adalah konsep yang diberi lebih
dari satu nilai. Misalnya jenis kelamin adalah variabel karena terdiri dari dua
atribut yaitu laki-laki dan perempuan.[3]
Dari pendapat di
atas tersebut dapat dijelaskan bahwa variabel merupakan segala sesuatu yang
menjadi objek pengamatan penelitian.
Macam-macam variabel
Di dalam suatu
penelitian terdapat beberapa variabel yang harus ditetapkan dengan jelas oleh
seorang peneliti sebelum memulai pengumpulan data. Kelima variabel yang akan
diketengahkan berikut ini, tidak selamanya terdapat seluruhnya di dalam suatu
penelitian. Dengan kata lain di dalam suatu penelitian tidak mustahil hanya
terdapat empat atau tiga variabel saja.
Di dalam suatu
variabel harus jelas pula aspek-aspek atau faktor-faktornya, yang dapat
dikemukakan secara terperinci. Penentuan aspek-aspek di dalam setiap variabel,
berarti semakin mudah menetapkan data yang akan dikumpulkan.[4]
Macam variabel adalah:
1)
Variabel Bebas (Independence variable)
Variabel ini
adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi
ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain, yang pada gilirannya
gejala atau faktor atau unsur yang kedua itu disebut variabel terikat. Tanpa
variabel ini maka variabel terikat tidak akan ada atau tidak muncul. Maka dari
itu variabel ini disebut variabel pengaruh. Sebab berfungsi mempengaruhi
variabel lain.[5]
2)
Variabel terikat (dependent variable)
Variabel ini
adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi
atau ditentukan oleh adanya variabel bebas. Muncul tidaknya variabel ini
tergantung atau terikat pada ada tidaknya variabel bebas tertentu.[6]
Menurut fungsinya variabel ini dipengaruhi oleh variabel lain, karenanya juga
sering disebut variabel yang dipengaruhi atau variabel terpengaruhi.[7]
Contoh: metode
kerja berpengaruh atau menentukan prestasi atau produktivitas kerja, di samping
kemungkinan adanya pengaruh faktor lain. Dari kedua variabel tersebut jelas
bahwa metode kerja dengan segala aspek/gejala di dalamnya adalah variabel
bebas. Sedang produktivitas atau prestasi kerja dengan segala aspek atau gejala
di dalamnya adalah variabel terikat.
3)
Variabel kontrol (control variable)
Variabel ini
adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang dengan sengaja dikendalikan,
agar tidak mempengaruhi variabel bebas dan variabel terikat. Salah satu usaha
dalam mengandalikan pengaruh variabel ini adalah dengan mengatur agar memiliki
kesamaan pengaruh terhadap semua unsur sampel sebagai sumber data. Apabila
suatu variabel tidak dapat dikontrol,
maka tidak pula dapat dijadikan sebagai variabel antara, maka seperti itu
dinyatakan sebagai variabel ekstrane.[8]
4)
Variabel antara (intervening variable)
Variabel ini
adalah sejumlah gejala yan tidak dapat dikontrol, akan tetapi dapat diperhitungkan pengaruhnya
terhadap variabel bebas. Salah satu usaha untuk memperhitungkan pengaruhnya
adalah dengan melakukan pemisahan atau blok (block) terhadap sampel.
Misalnya dengan memperhitungkan pengaruh perbedaan jenis kelamin yang
dipisahkan antara sampel pria dan sampel wanita.[9]
5)
Variabel ekstrane (extranious variable)
Variabel ini
terdiri dari sejumlah variabel yang tidak dapat dikontrol dan tidak pula dapat
diperhitungkan atau dihapuskan pengaruhnya terhadap variabel bebas. Pada
dasarnya variabel ini sulit atau tidak dapat diketahui dengan pasti, terutama
bilamana sampel penelitian terdiri dari manusia yang sifatnya sangat heterogen.
Dalam hubungan ini terhadap variabel ekstrane yang tidak diketahui diperlukan
cara untuk menyatakan seberapa besar pengaruhnya terhadap kesimpulan
penelitian. Satu-satunya cara yang dapat ditempuh adalah dengan melakukan analisa
mempergunakan perhitungan statistika.[10]
Dalam suatu
penelitian bilamana ternyata terdapat variabel ekstrane yang diketahui dan
benar-benar tidak dapat dikontrol atau dihapuskan atau diperhitungkan, maka si
peneliti berkewajiban di samping menyebutkan atau menuliskannya, juga
mengemukakan alasan yang logis dan rasional tentang pengaruhnya yang merata
terhadap sampel penelitian.[11]
Dari uraian di
atas jelas bahwa apabila variabel penelitian dapat dikemukakan dengan jelas,
maka hipotesis penelitian akan menjadi jelas pula dan pemecahan masalahnya
lebih mudah dilakukan.[12]
B.
Variabel sebagai Objek Penelitian
Menurut Hatch dan
Farhady dalam bukunya Sugiyono secara teoritis variabel dapat didefinisikan
sebagai sifat seseorang atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang
dengan yang lainnya.[13]
Apabila seorang
peneliti ingin menyelidiki apakah benar bahwa susu menyebabkan badan menjadi
gemuk, maka yang menjadi objek penelitiannya adalah susu dan berat badan orang.
Maka susu dan berat badan merupakan variabel penelitian.[14]
Penelitian
dimaksudkan untuk menyelidiki gejala atau peristiwa tertentu. Peristiwa atau
kejadian yang diteliti adalah suatu fenomena tertentu yang direpresentasikan
oleh konsep atau variabel. Baik konsep maupun variabel merupakan sesuatu yang
bersifat umum sehingga untuk mempelajari konsep dan variabel perlu dilakukan
pengukuran terhadap konsep atau variabel tersebut.[15]
Disisi lain, data
merupakan bagian penting dan sentral dalam kegiatan penelitian. Oleh karena
itu, jika anda ingin mendapatkan data berarti anda harus mengobservasi variabel
yang merupakan representasi dari fenomena atau masalah. Jadi, variabel
merupakan objek yang diobservasi dalam suatu penyelidikan. Masalah penelitian
adalah objek yang dipelajari dalam penelitian. Satu masalah merupakan hal yang
abstrak yang dalam penelitian kemudian diabstraksikan dalam satu konsep dan
kemudian dikonkretisasikan dalam satu variabel.[16]
Satu konsep
menggambarkan suatu fenomena sosial, seperti objek-objek atau
peristiwa-peristiwa. Kita mengabstraksikan satu seri peristiwa empiris dan
kemudian memakai kata-kata sebagai label untuk menandai peristiwa-peristiwa
tersebut. Konsep harus mempunyai
kesamaan dengan suatu realitas yang sedang diamati. Tiap label menunjuk pada
satu fenomena dan tiap fenomena hanya memiliki satu label nama. Fenomena bunuh
diri, pencurian, pembunuhan, perkosaan, atau pelacuran digunakan konsep
“perilaku menyimpang”, hitam, putih, merah, biru, kuning diabstraksikan menjadi
konsep “warna”.[17]
Konsep atau
variabel merupakan abstraksi dari gejala, peristiwa atau masalah yang
memerlukan penyelidikan. Fenomena atau masalah penelitian yang telah
diabstraksikan menjadi suatu konsep atau variabel disebut sebagai objek penelitian.
Objek penelitian ditemukan melekat pada subjek penelitian. Menentukan objek
penelitian atau borden dan abbott menamakannya sebagai variables
to observe penting dilakukan karena informasi yang dicatat dengan cara
sistematis manjadi data untuk penelitian.[18]
C.
Memahami Variabel
Memahami variabel dan
kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikan setiap variabel menjadi
variabel yang lebih kecil (sub variable) merupakan syarat mutlak bagi setiap peneliti.
Memang mengidentifikasi variabel dan sub-variabel ini tidak mudah, karenanya
membutuhkan kejelian dan kelincahan berpikir pelakunya.[19]
Memecah-mecah
variabel menjadi sub-variabel ini juga disebut kategorisasi, yakni memecah
variabel menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh peneliti.
Kategori-kategori ini dapat diartikan sebagai indikator
variabel. Dalam contoh kesadaran
bermasyarakat, jika akan mengukur apakah seorang cukup besar atau tidak dalam
hidup bermasyarakat, maka perlu dicari tanda-tandanya, indikatornya,
bukti-buktinya.[20]
Dalam ilmu-ilmu
natura, variabel-variabel yang digunakan umumnya nyata dapat dimengerti,
diraba, dan dapat dilihat, sehingga kurang menimbulkan keraguan akan maknanya.
Di lain pihak, variabel atau konstrak yang dibangun dalam ilmu sosial
memerlukan definisi yang terang, supaya tidak terdapat keraguan-keraguan, dan
dapat memperterang arti ataupun untuk membuat variabel atau konstrak tersebut
dapat digunakan secara operasional.[21]
Tentang variabel
penelitian ada dua hal yang diperhatikan, yaitu: sifat variabel dan status
variabel.[22]
1.
Sifat variabel
Ditinjau dari sifatnya, variabel penelitian dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu variabel statis dan variabel dinamis.
a.
Variabel statis adalah variabel yang tidak dapat diubah
keberadaannya, misalnya jenis kelamin, status sosial ekonomi, tempat tinggal,
dan lain lain. Apabila hasil penelitian menunjukkan sesuatu yang merupakan
akibat dari variabel-variabel tersebut, peneliti tidak mampu mengubahnya. Maka
untuk lebih mudah mengingatnya variabel ini disebut “variabel tidak berdaya.”
b.
Variabel dinamis adalah variabel yang dapat diubah keberadaannya
berupa pengubahan, peningkatan, atau penurunan. Contoh: kedisiplinan, motivasi
kepedulian, pengaturan, dan sebagainya. Variabel ini dapat disebut sebagai
“variabel terubah”. Karena apabila hasil penelitian menunjukkan sesuatu yang
merupakan akibat dari variabel-variabel tersebut, maka peneliti dapat
mengubahnya.[23]
2.
Status variabel
Dalam membicarakan “status variabel” ini kita perlu melihat satu
variabel dalam hubungannya dengan variabel lain. Semua variabel mempunyai status
penting, namun jika dibandingkan antara dua status di bawah ini, kita dapat
menentukan mana yang lebih bermakna dalam penelitian.[24]
a.
Kebiasaan hidup sehari-hari - - - motivasi berprestasi.
b.
Motivasi berprestasi - - - etos kerja.
c.
Etos kerja - - - keberhasilan kerja.
Di dalam setiap kaitan dua variabel yang disajikan di atas,
variabel yang disebutkan pertama merupakan penyebab untuk variabel kedua.
Variabel pertama berstatus sebagai sesuatu yang akan dilihat peranannya
terhadap variabel yang disebutkan kedua.[25]
Kemanfaatan penelitian
selalu harus dilihat dari variabel pertama. Apa yang dapat dilakukan oleh
peneliti, atau apa saja yang dapat disarankan oleh peneliti terhadap orang lain
agar tampak bahwa kegiatan penelitian yang kita lakukan mempunyai manfaat yang
cukup besar.[26]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.
Variabel merupakan segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan
penelitian.
Macam-macam variabel ada lima, yaitu: variabel bebas, variabel
terikat, variabel kontrol, variabel antara, dan variabel ekstrane.
2.
Variabel sebagai objek penelitian dalam contoh: seorang peneliti
ingin menyelidiki apakah benar bahwa susu menyebabkan badan menjadi gemuk, maka
yang menjadi objek penelitiannya adalah susu dan berat badan orang. Maka susu
dan berat badan merupakan variabel penelitian.
3.
Memahami variabel
Variabel penelitian ada dua hal yang diperhatikan, yaitu: sifat
variabel dan status variabel.
Sifat variabel terdiri dari: variabel statis dan variabel dinamis.
Sedangkan status variabel adalah semua variabel mempunyai status yang
berbeda-beda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar